Bagaimana para Ilmuwan Berpikir:
Dari Difraksi Cahaya Menjadi Difraksi Sinar-X
Banyak penemuan di bidang sains dan teknologi merupakan hasil
perenungan penemuan-penemuan sebelumnya. Ketika ilmuwan menemukan
metode, hukum, atau teori, maka ilmuwan berikutnya akan berpikir:
1) Apa yah aplikasi hukum, rumus, atau teori tersebut.
2) Adakah fenomena lain di alam yang memungkinkan rumus, hukum, atau teori serupa diterapkan.
Ini kelihatannya yang terjadi pada penemuan metode difraksi sinar-X. Ide muncul dari metode difraksi cahaya.
Cahaya dapat didifraksi oleh kisi. Jarak antar kisi kira-kira sama
dengan panjang gelombang cahaya. Dengan persamaan difraksi maka panjang
gelombang cahaya dapat ditentukan hanya dengan mengukur sudut difraksi
cahaya dan informasi jarak antar kisi. Karena kisi dibuat manusia maka
jarak antar kisi diketahui.
Rumus tersebut bisa dibalik. Jika
panjang gelombang cahaya diketahui maka jarak antar kisi dapat diketahui
hanya dengan mengukur sudut difraksi.
Kristal tersusun atas
atom-atom atau ion-ion secara teratur. Ini serupa dengan kisi pada
difraksi cahaya. Namun, karena jarak antar atom dalam kristal berada
dalam orde angstrom maka kristal dapat mendifraksi gelombang
elektromagnetik dengan panjang dalam orde angstrom. Gelombang apakah
itu? Sinar-X. Jadi sinar-X dapat didifraksi oleh kristal.
Karena
jarak antar atom dalam kristal tidak mudah ditentukan, maka metode
difraksi sinar-X dapat digunakan untuk menentukannya. Caranya adalah,
buat sumber sinar-X monokromatik (satu nilai panjang gelombang). Arahkan
ke kristal lalu ukur sudut disfraksinya. Karena panjang gelombang dan
sudut diketahui maka jarak antar bidang kristal (jarak antar atom) dapat
ditentukan.
Jika arah datang sinar-X diubah-ubah maka bidang
kisi yang mendifraksi akan berubah. Difraksi akan terjadi pada sudut
yang berbeda-beda. Dari kumpulan sudut difraksi saat arah sinar datang
diubah-ubah maka dapat diketahui apa bentuk kisi yang dimiliki kristal
tersebut: apakah simple cubic, face-centered cubic, body-centered cubic,
hexagonal, dan lain-lain.
Ayo renungkan rumus, hukum atau
teori yang ada. Siapa tau dari situ kita bisa menemukan rumus, hukum,
atau teori baru, atau membuat peralatan baru.
No comments:
Post a Comment