"Makan Cukup, kok tidak jadi daging?"
Anabolisme vs Katabolisme
Kita analogikan tubuh manusia dengan mesin. Seandainya mobil, ada yang bensinnya boros dan ada juga yang bensinnya irit walaupun tenaga yang dihasilkan sama. Analogi tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan tentang anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah kemampuan tubuh untuk menyimpan sari-sari makanan yang dianggap penting dari makanan yang masuk. Sebaliknya, katabolisme adalah kemampuan tubuh untuk menghancurkannya. Jadi, kemampuan anabolisme dan katabolisme tubuh masing-masing manusia memang berbeda. Jika tubuhnya mempunyai anabolisme yang baik, maka makanan yang masuk dengan sendirinya dapat dismpan dengan baik pula dan akhirnya "jadi daging". Kebalikannya adalah anak yang sistem katabolismenya lebih tinggi. Begitu makanan masuk, sebelum diserap pun sudah banyak yang hancur. Makanya jangan heran bila 2 anak yang diberi intake sama menunjukkan berat tubuh yang berbeda beda, karena sistem dalam masing-masing tubuhnya juga berlainan.
Deteksi yang paling mudah untuk menentukan apakah kemampuan anabolik seorang anak lebih baik dari kemampuan kataboliknya adalah dengan melihat perbandingan antara makanan yang dikonsumsinya, sesuai tidak dengan pertumbuhannya. Meski bukan berarti anak dengan kemampuan katabolisme tubuhnya lebih tinggi dipastikan pembuangannya jadi lebih banyal. Pasalnya semua makanan akan diolah oleh tubuh. Akan tetapi sel-sel tubuhlah yang memanfaatkannya atau tidak. Perlu diketahui, jika nutrisi tersebut tidak seluruhnya dimanfaatkan oleh sel tentu akan menumpuk dan bisa menjadi sumber penyakit.
Kemampuan anabolisme dan katabolisme ini bisa bersifat genetis alias diwariskan secara turun-temurun. Untuk memperbaikinya ada beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya menggunakan terapi hormon. "Namun, hal ini jarang sekali diterapkan pada manusia". Walaupun begitu ada juga obat-obatan yang fungsinya meningkatkan kemampuan anabolisme tubuh. misalnya kortikosteroid.
Anabolisme vs Katabolisme
Kita analogikan tubuh manusia dengan mesin. Seandainya mobil, ada yang bensinnya boros dan ada juga yang bensinnya irit walaupun tenaga yang dihasilkan sama. Analogi tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan tentang anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah kemampuan tubuh untuk menyimpan sari-sari makanan yang dianggap penting dari makanan yang masuk. Sebaliknya, katabolisme adalah kemampuan tubuh untuk menghancurkannya. Jadi, kemampuan anabolisme dan katabolisme tubuh masing-masing manusia memang berbeda. Jika tubuhnya mempunyai anabolisme yang baik, maka makanan yang masuk dengan sendirinya dapat dismpan dengan baik pula dan akhirnya "jadi daging". Kebalikannya adalah anak yang sistem katabolismenya lebih tinggi. Begitu makanan masuk, sebelum diserap pun sudah banyak yang hancur. Makanya jangan heran bila 2 anak yang diberi intake sama menunjukkan berat tubuh yang berbeda beda, karena sistem dalam masing-masing tubuhnya juga berlainan.
Deteksi yang paling mudah untuk menentukan apakah kemampuan anabolik seorang anak lebih baik dari kemampuan kataboliknya adalah dengan melihat perbandingan antara makanan yang dikonsumsinya, sesuai tidak dengan pertumbuhannya. Meski bukan berarti anak dengan kemampuan katabolisme tubuhnya lebih tinggi dipastikan pembuangannya jadi lebih banyal. Pasalnya semua makanan akan diolah oleh tubuh. Akan tetapi sel-sel tubuhlah yang memanfaatkannya atau tidak. Perlu diketahui, jika nutrisi tersebut tidak seluruhnya dimanfaatkan oleh sel tentu akan menumpuk dan bisa menjadi sumber penyakit.
Kemampuan anabolisme dan katabolisme ini bisa bersifat genetis alias diwariskan secara turun-temurun. Untuk memperbaikinya ada beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya menggunakan terapi hormon. "Namun, hal ini jarang sekali diterapkan pada manusia". Walaupun begitu ada juga obat-obatan yang fungsinya meningkatkan kemampuan anabolisme tubuh. misalnya kortikosteroid.