Blogger Tricks

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Showing posts with label Brain and Mind. Show all posts
Showing posts with label Brain and Mind. Show all posts

Thursday, January 8, 2015

Fisiologi Cinta ‘Belahan Jiwa’ dan ‘Pasangan Hidup’



Fisiologi Cinta ‘Belahan Jiwa’ dan ‘Pasangan Hidup’
by Alvernia Rendra

Otak manusia memiliki region yang sensitif terhadap feromon, dikenal sebagai VNO, singkatan dari Vomeronasal Organ. Dahulu kala organ ini diduga telah hilang di primata, namun belakangan dilaporkan bahwa VNO berfungsi di manusia, bahkan bisa mendeteksi feromon di udara dalam konsentrasi setingkat pikogram. Informasi dari VNO disampaikan langsung kepada Amygdala dan Hypothalamus, area-area dalam otak yang terlibat dalam perilaku seksual manusia. Dan reseptor feromon telah teridentifikasi berada di permukaan organ penciuman manusia (olfactory mucosa). Artinya, reseptor feromon manusia itu ada!!
Menurut hasil Human Proteome Project, setidaknya ada lima macam reseptor yang sudah teridentifikasi: V1RL1, V1RL2, V1RL3, V1RL4 dan V1RL5, kesemua gen pengkodenya terletak pada Kromosom nomor 19. Penelitian mengenai respons manusia terhadap feromon itu sendiri sudah dipublikasikan sejak tahun 2001 lalu oleh para Ilmuwan Swedia di

Huddinge University Hospital. Hasil studi ini mengatakan bahwa feromon apabila diterima oleh reseptornya di lalu menimbulkan reaksi pada VNO, maka akibat fisiologisnya adalah meningkatnya aliran darah menuju Hypothalamus dan Amygdala. Penelitian dilakukan dengan menggunakan PET (Positron Emission Topography) kepada subjek yang diekspos kepada chemosignals. Dalam penelitian ini, sinyal-sinyal kimia yang digunakan adalah Testosteron untuk perempuan dan Estrogen untuk laki-laki, namun belum ada penelitian yang dapat memastikan bahwa dalam kondisi sebenarnya, testosteron dan estrogen merupakan sinyal kimia yang digunakan oleh tubuh manusia.

Dalam studi lainnya didapati bahwa variasi genetika dalam HLA (Human Leukocyte Antigen) turut menentukan ‘siapa bakal jatuh cinta sama siapa’, studi tersebut mengamati mekanisme MHC (Major Histocompatibility Complex) dalam kaitannya dengan variasi HLA. Dua studi turunannya telah dilakukan, satunya melibatkan patogen (agen penyebab penyakit) dan satunya tidak melibatkan patogen. Kedua studi tersebut justru mendukung hipotesa bahwa wanita lebih cenderung memilih untuk berpasangan seksual dengan pria yang memiliki gen yang dapat menguntungkan bagi keturunannya kelak. Individu yang membawa keuntungan genetis yang dimaksud adalah, pria yang membawa gen yang tidak dimiliki oleh si wanita, atau pria yang dapat memperkuat sistem imun keturunan mereka kelak.

Dalam hal HLA, allela (pasangan gen) menunjukkan ko-dominasi (sama dominannya antar dua gen yang berpasangan), dengan akibat bahwa heterozigot dapat merepson antigen ‘non-self pathogenic’ secara lebih luas (lebih banyak antigen yang dapat terdeteksi), dan sistem kekebalan dari individu yang heterozigot juga dapat mengikat dua kali lebih banyak peptida (atau protein) asing, dibandingkan dengan seorang individu yang homozigot. Molekul HLA mengikat dan menunjukkan pecahan sel-sel penyakit pada permukaan membran sel, di mana kemudian akan dikenali oleh T-Cells. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lebih banyak jenis molekul HLA dapat berakibat pada ketahanan terhadap penyakit secara lebih luas. Lalu kemudian dapat disimpulkan bahwa individu yang heterozigot lebih diuntungkan oleh seleksi alam. Seorang wanita, dengan demikian, akan lenih memilih untuk kawin dengan pria yang dapat menyediakan gen untuk melawan penyakit yang sedang berkembang pada saat mereka kawin, di samping gen si wanita itu sendiri juga akan menyediakan kekebalan bagi si anak kelak. Dan dari teori mengenai gen kekebalan ini, telah berkembang berbagai teori baru mengenai bagaimana pasangan saling memilih untuk keuntungan keturunan mereka.

Teori lain tentang VNO dan feromon adalah mengenai peranan Androstenes sebagai sinyal kimia atau feromon. 16-Androstenes digunakan oleh babi hutan sebagai feromon mereka. Dan senyawa yang sama, juga dipercaya diproduksi oleh manusia sebagai feromon. Microba pada ketiak manusia bereaksi terhadap 16-Androstene yang diproduksi oleh kelenjar keringat di kulit ketiak, sehingga membentuk bau khas pada tiap individu. Dua hal, variasi individu dan perbedaan jenis kelamin dapat menentukan persepsi manusia terhadap bebauan ini. Ini juga mendukung teori bahwa senyawa 16-Androstene memainkan peranan penting dalam menentukan perilaku sosial, dan ada banyak sekali bukti ilmiah yang menyatakan bahwa mereka dapat mempengaruhi perubahan persepsi mengenai kita mengenai seseorang, mood individu, bahkan dapat mengubah perilaku kita secara keseluruhan dan fungsi alat-alat tubuh. Di antara berbagai peristiwa fisiologis tersebut, semuanya dapat dihasilkan melalui berbagai perbedaan pada molekul yang terlibat, entah itu perbedaan struktur kimiawi, perbedaan konsentrasinya maupun perbedaan lainnya.

Model pola pasangan manusia yang ditawarkan oleh para Adaptationist memberikan ide mengenai hal-hal yang sepele namun teknis dan merupakan reaksi biologis, dapat mempengaruhi interaksi sosial antar gender. Bahkan dalam sebuah studi disimpulkan bahwa sinyal-sinyal kimia dari Wanita yang sedang Ovulasi apabila diterima Pria melalui VNO dapat menghasilkan respons hormon pada pria tersebut, yang mana kebanyakan respons hormon tersebut mengarah kepada dorongan seksual agar pasangan tersebut melakukan koitus (hubungan intim) pada saat itu. Hal ini lah yang mengakibatkan banyaknya pasangan muda yang ‘kecelakaan’ dan mengalami kehamilan di luar nikah, apabila mereka senantiasa berdekatan dalam keseluruhan siklus menstruasi Wanitanya. Pria yang terpapar kepada aroma seorang wanita yang sedang ovulasi akan memiliki kadar testosteron yang luar biasa tinggi apabila dibandingkan dengan pria yang tidak terpapar aroma tersebut. Dengan demikian, studi tersebut menyimpulkan bahwa bebauan sebagai sinyal kimia dari Wanita yang menandakan kesuburannya, secara langsung berpengaruh kepada reaksi hormonal yang spesifik pada Pria, respons yang mana berkaitan langsung kepada perilaku seksual pria dan inisiasi perilaku kawin dan hasrat yang kuat untuk berhubungan intim.

Kesimpulan

Untuk dapat menghasilkan keturunan yang semaksimal mungkin heterozigot, maka secara teoretis seorang wanita akan tertarik kepada pria yang PALING TIDAK MIRIP atau PALING BERLAWANAN sifatnya dengan dirinya. Yang apabila dikaitkan dengan teori HLA di atas, akan menghasilkan keturunan yang mungkin memiliki jenis antibodi paling banyak. Dari teori ini kemudian berkembang pendapat bahwa seringkali, pasangan manusia yang secara genetis menguntungkan, justru seringkali bertentangan dengan keinginan logika dan rasional manusia, hal ini dikarenakan adanya perubahan distribusi aliran darah dari semulanya banyak ke Cerebral Cortex untuk fungsi logika dan ilmiah, menjadi dialirkan banyak ke Amygdala dan Hypothalamus untuk mendramatisir perasaan romantis dan ‘cinta’ fisiologis. Dan hal ini memungkinkan akibat sebagai berikut: seorang perempuan yang cantik, pintar dan sehat akan memiliki hasrat seksual (atau ‘cinta’) kepada seorang pria yang bodoh, tidak tampan dan kurang sehat; begitu pula seorang pria yang tampan, pintar dan sehat akan memiliki hasrat seksual (atau ‘cinta’) kepada seorang wanita yang bodoh, tidak cantik dan kurang sehat. Pasangan yang ‘ideal’ di mata masyarakat adalah pasangan yang tidak mengandalkan VNO-nya, secara teknis berarti mereka yang aliran darah di otaknya tidak berubah oleh sinyal-sinyal kimia yang diberikan pasangannya, karena hanya dengan demikian logika mereka akan tetap bekerja untuk senantiasa menjalani hubungan yang sehat dengan pasangannya, serta memilih pasangan secara tepat entah itu secara genetis maupun melalui pertimbangan yang masak dan pragmatis.

Pendapat Pribadi

Tulisan ini saya buat karena saya suka geregetan sendiri kalo liat beberapa pasangan yang sekilas nampak ‘nggak banget’ lah, atau jenis pasangan lain yang gak kalah mengganggunya: ‘pasangan yang ngerasa kalo dunia milik mereka berdua’, nggak peduli lingkungan sekitar, dan ‘cinta mereka begitu membara’ sampai hidup makan cinta saja pun bisa terasa realistis di dalam otak mereka. Begitu banyak pasangan naif, dan yang lebih buruk dari itu, begitu banyaknya pasangan yang melakukan maksiat tanpa merasa bersalah setelahnya, dan kecanduan akan hal-hal maksiat tersebut..

Saya pribadi selalu mengkategorikan pasangan sebagai ‘Belahan Jiwa’ atau ‘Pasangan Hidup’. Secara fisiologis, Belahan Jiwa yang saya maksud adalah mereka yang memiliki reaksi kuat terhadap feromon pasangannya, yaitu mereka yang VNO-nya sangat sensitif dan responsif terhadap pasangannya, mereka yang, kata Agnes Monica “Cinta ini, kadang memang tak ada logika…”, simply karena logika mereka mati kalau sudah dihadapkan kepada pasangan masing-masing. Mereka saling melemparkan panggilan sayang atau panggilan romantis kepada satu sama lainnya, panggilan-panggilan yang terdengar konyol oleh orang waras di sekitar mereka, tapi terdengar romantis di telinga mereka.

Sedangkan pasangan jenis kedua adalah ‘Pasangan Hidup’, mereka yang tidak pernah meninggalkan Cerebral Cortex demi Cinta. Mereka yang senantiasa waras dan berpikiran lurus sekalipun dihadapkan kepada situasi sulit mengenai pasangan masing-masing. Mereka yang selalu kuat Imannya dan tidak tergoda oleh syahwat untuk melakukan kemaksiatan. Pasangan Hidup akan jauh dari sifat posesif, cemburu berlebih maupun sakit hati. Pasangan hidup akan saling mendukung karier, lingkungan sosial maupun kesehatan satu sama lainnya, lahir dan batin. Pasangan hidup adalah mereka yang diberi karunia hubungan yang stabil dan penuh kedewasaan.

Witing Tresno Jalaran Seko Kulino… Barangkali mengejewantah dalam bentuk sintesa protein V1RL1-5 di mukosa olfaktori kita. Jangan pernah berpikir bahwa kita tidak akan bisa mencintai seseorang yang kita nikahi tanpa pacaran. Karena kita semua punya kromosom 19, kalau Anda nggak punya kromosom 19, Anda nggak akan ngerti atau nggak akan bisa baca tulisan saya ini. Sedangkan Anda yang punya kromosom 19, Insya Allah mampu mencintai siapa pun yang ada putuskan untuk dicintai oleh Anda. Karena paparan terhadap sinyal kimia yang sama secara periodik dan kontinyu akan dapat menciptakan reaksi fisiologis pada akhirnya. Saat itu lah, ketika cinta tumbuh, karena kita ‘ingin mencintai’ pasangan kita, bukan cinta tumbuh karena kita ‘ingin berreproduksi’ dengan pasangan kita belaka.

Tulisan ini saya buat, utamanya untuk mengingatkan diri saya pribadi, semoga saya dijauhkan dari ‘Belahan Jiwa’ saya, seandainya dia dapat mendatangkan lebih banyak mudharat daripada manfaat, sebagaimana yang banyak saya lihat di lingkungan sekitar saya belakangan ini. Apabila tulisan ini dapat bermanfaat bagi Anda yang membacanya, maka segala puji saya sampaikan kepada Allah Azza wa Jalla yang telah menurunkan sedikit ilmu dan hikmah-Nya kepada saya. Apabila ada di antara Anda yang tersindir oleh tulisan saya ini, semoga akal sehat Anda tidak dihilangkan-Nya karena bermaksiat di atas bumi-Nya, dan ketahuilah, bahwa Ikhtilat dan Khalwat bukanlah perbuatan yang patut di-amini, apalagi dihalalkan begitu saja.

Saya hanya men-tag orang-orang yang saya yakin mereka akan membaca tulisan saya ini dengan prasangka baik dan berusaha mengambil ilmu darinya, seandainya ilmu tersebut bermanfaat bagi mereka (dan tentunya teringat pada saat saya menulis ini). Dan bagi Anda yang tidak saya tag tapi merasa tersindir, dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf, karena tulisan ini saya buat bukan untuk menyakiti siapapun dan sekali lagi, justru utamanya untuk mengingatkan diri saya sendiri. Semoga Rahmat dan Karunia Allah senantiasa turun kepada mereka yang menjauhkan diri dari maksiat dan senantiasa takut kepada Adzab-Nya.

Saturday, May 17, 2014

Mengapa air putih yang dido’akan bisa menyembuhkan orang sakit?


“… Dan dari pada air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup…” (Q.S. Al-Anbiya : 30)

Dalam kajian kitab-kitab tafsir klasik, ayat diatas diartikan bahwa tanpa air, semua akan mati kehausan.

Di Jepang, Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama menemukan keajaiban tentang air dari percobaannya selama bertahun-tahun. Hasil percobaannya tersebut dapat kita baca dalam bukunya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berjudul “Mukjizat Air”

Air murni dari pegunungan di do’akan secara agama Shinto, lalu didinginkan pada suhu -5 derajat Celcius di sebuah laboratorium. Hasilnya, ternyata molekul air membentuk Kristal segienam yang indah.

Percobaan diulangi dengan membaca “Arigato” (Terima Kasih ; bahasa Jepang) didepan air tadi, kemudian Kristal dari air tersebut kembali membentuk keindahan yang berbeda. Lalu diucapkan kata “Setan” pada air tersebut, dan hasilnya ternyata kristal air tersebut membentuk suatu bentukan yang terlihat mengerikan. Dan ketika diputarkan musik klasik (Symphoni Mozart), kristal air tersebut berubah menjadi bentuk bunga.

Ketika percobaan air diteruskan dengan bacaan Islam “Bismilah” (oleh ulama setempat), spontan Kristal air tersebut kembali mengalami perubahan bentuk, nampak terlihat keindahan yang menakjubkan yaitu berbentuk segi enam dengan lima cabang daun berkilauan).

Peristiwa tersebut bukan sihir, sulap, takhayul ataupun sebab kecanggihan teknologi. Tetapi nyata, kajian intelektual yang pernah dipresentasikan dan diperagakan di Markas PBB di New York pada bulan Maret tahun 2005 silam.

Subhanallah… Ternyata air mampu “mendengar”, “membaca” dan “mengerti” serta “merekam” kata-kata atau pesan, seperti layaknya pita magnetic (Compact Disc).

Air juga ternyata mampu “mentransfer” kata-kata atau pesan tadi melalui molekul air yang lain. Dengan temuan ini, dapat menjawab sekaligus menjelaskan tentang “Mengapa air putih yang dido’akan bisa menyembuhkan orang sakit?”

Sebelum mengetahui tentang hal ini, mungkin ada dari yang sedang membaca tulisan ini, dan termasuk saya sendiri pun pernah memiliki anggapan bahwa orang yang sembuh berkat meminum air putih yang telah dido’akan tersebut hanya sugesti saja, bahkan mungkin ada yang menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang konyol atau musyrik? Akan tetapi, pada kenyataannya air memang mampu menangkap pesan do’a kesembuhan, menyimpannya, yang kemudian setelah diminum getarannya merambat kepada molekul air yang lain yang ada ditubuh si sakit.

Seperti yang kita ketahui, bahwa tubuh kita 75% terdiri atas air, darah mengandung 82% air dan tulang yang keras pun mengandung 22% air. Air putih (air minum) dirumah kita, jika setiap hari dido’akan dengan khusyu kepada Allah SWT, agar peminumnya sholeh, sehat, cerdas dll. Niscaya, akan berproses ditubuh , meneruskan pesan/do’a kepada molekul air yang berada di bagian otak dan pembuluh darah peminumnya.

Dengan izin Allah SWT, pesan/do’a tadi akan dilaksanakan oleh tubuh tanpa disadari. Bila air minum disuatu kota dido’akan dengan serius untuk kesholehan, Insya Allah semua penduduk yang meminumnya akan menjadi baik.

Rasulullah SAW bersabda “Zam-zam lima syuriba lahu” (air zam-zam akan melaksanakan pesan dan niat bagi yang meminumnya). Barang siapa yang meminumnya supaya kenyang, maka ia akan kenyang, barang siapa yang meminumnya untuk menyembuhkan sakit, maka ia akan sembuh. Subhanallah, ini telah menjelaskan pula mengapa air Zam-zam begitu berkhasiat karena dia menyimpan do’a jutaan manusia selama ribuan tahun sejak Nabi Ibrahim a.s.

Bila kita mau merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang air, kita akan tersentak bahwa masih banyak rahasia Al-Qur’an yang belum kita pahami. Bahwa air ternyata bukan sekedar benda mati. Dia menyimpan kekuatan, daya rekam, daya penyembuh dan sifat-sifat lainnya yang mungkin belum kita ketahui.

Perlu diingat, Islam adalah agama yang lekat dengan air. Sholat perlu air untuk Wudhu, mandi/junub perlu air bahkan ketika seorang umat Muslim meninggal pun membutuhkan air untuk memandikan mayat. Namun saat ini, masih banyak diantara kita yang kadang memperlakukan air dengan semena-mena, membuang-buang air secara mubadzir bahkan tak jarang diantara kita mencemarinya, Astagfirullah…

Semoga, kedepannya kita dapat memanfaatkan air dengan sebaik-baiknya ...
Wallaahu a’lam bish shawab ...


Friday, May 2, 2014

Video ini bisa membuat anda berhalusinasi? Coba buktikan.

Pernahkah Anda mengalami halusinasi? Video yang diunggah di Youtube di bawah ini akan mengantarkan Anda pada pengalaman halusinasi penglihatan.

Caranya, ikuti semua instruksi yang diterangkan sebelum video dimulai. Intinya, Anda diminta untuk melihat huruf di tengah pola gelombang.

Cobalah lihat. Peringatan bagi yang memiliki photosensitive epilepsy, video ini sebaiknya tidak dilihat. 




Ketika video berakhir dan Anda menjauhkan mata, apakah Anda merasa masih melihat pola gelombang? Bila ya, maka itulah halusinasi penglihatan yang Anda alami.
Anda mungkin akan melihat bagian mata pada video seperti bergoyang atau membentuk gelombang, padahal hal itu tidak terjadi.

Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi pancaindera yang dialami dalam keadaan sadar. Halusinasi penglihatan adalah perasaan melihat sesuatu, padahal sesuatu itu tidak ada.

Efek dalam video ini, seperti diterangkan situs IFLScience.com, terjadi karena ilusi optik sebagai hasil dari stimulasi psikologis yang terus diulang. Otak Anda masih merasa "melihat" gelombang walaupun gelombang tidak ada.

Efek halusinasi bersifat sementara dan seharusnya hilang dalam hitungan beberapa menit. Untuk hasil lebih baik, video sebaiknya dilihat full screen dan HD.

Friday, March 28, 2014

Mengapa Bangsa Asia Kurang Kreatif dibandingkan dengan Bangsa Barat?

Prof. Ng Aik Kwang dari  University of Queensland, dalam bukunya "Why Asians Are Less Creative Than Westerners" (2001) yang dianggap kontroversial tapi ternyata menjadi "best seller". ( www.idearesort.com/trainers) mengemukakan beberapa hal ttg bangsa-bangsa Asia yang telah membuka mata dan pikiran banyak orang:
  1. Bagi kebanyakan org Asia, dlm budaya mereka,  ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah,  mobil, uang dan harta lain). Passion (rasa cinta thdp sesuatu) kurang  dihargai. Akibatnya, bidang kreatifitas kalah populer oleh profesi  dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat  menjadikan seorang utk memiliki kekayaan banyak.
  2. Bagi orang  Asia, banyaknya kekayaan yg dimiliki lbh dihargai drpd CARA memperoleh  kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai ceritera, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun ditolerir/ diterima sbg sesuatu yg wajar.
  3. Bagi orangg  Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis "kunci jawaban" bukan  pada pengertian. Ujian Nasional, tes masuk PT dll semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus2 Imu  pasti dan ilmu hitung lainnya bukan diarahkan utk memahami kapan dan  bagaimana menggunakan rumus rumus tersebut.
  4. Karena berbasis  hafalan, murid2 di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran.  Mereka dididik menjadi "Jack of all trades, but master of none" (tahu  sedikit sedikit ttg banyak hal tapi tidak menguasai apapun).
  5. Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa  jadi juara dlm Olimpiade Fisika, dan Matematika. Tapi hampir tidak  pernah ada org Asia yang menang  Nobel atau hadiah internasional lainnya  yg berbasis inovasi dan kreativitas.
  6. Orang Asia  takut salah dan takut kalah. Akibat- nya sifat eksploratif sbg upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko kurang dihargai.
  7. Bagi keanyakan bangsa Asia,  bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat  dalam proses pendidikan di sekolah
  8. Karena takut salah dan  takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop,  peserta jarang mau bertanya tetapi stlh sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber utk minta penjelasan tambahan.

Dalam bukunya Prof.Ng Aik Kwang menawarkan bbrp solusi  sbb:
  1. Hargai proses. Hargailah org krn pengabdiannya bukan  karena kekayaannya.
  2. Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban. Biarkan murid  memahami bidang yang paling disukainya
  3. Jangan jejali  murid dgn banyak hafalan, apalagi matematika. Untuk apa diciptakan  kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihapalkan? Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar2 dikuasainya
  4. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yg lebih cepat menghasilkan uang
  5. Dasar kreativitas adlh rasa  penasaran berani ambil resiko. AYO BERTANYA!
  6. Guru  adlh fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya. Mari akui dengan bangga kalau KITA TIDAK TAU!
  7. Passion manusia adalah anugerah  Tuhan..sebagai orang tua kita bertanggung-jawab untuk mengarahkan anak  kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya. Mudah2an dengan begitu, kita bisa memiliki anak-anak dan cucu yang kreatif, inovatif tapi juga memiliki integritas dan idealisme tinggi tanpa korupsi

Sunday, February 9, 2014

Jatuh Cinta secara Ilmiah

Jatuh Cinta: Sebuah Peristiwa Ilmiah




Pernahkah gejala-gejala ini mengejutkan anda? Debaran jantung yang tidak menentu, setruman listrik yang semu, perasaan yang bercampur aduk, kehilangan kata-kata, tersipu-sipu karena salah tingkah, pulsa yang membengkak hingga status facebook yang mengundang puluhan komentar. Ah, Anda pasti tahu bagaimana rasanya. Siapapun akan mengakui jatuh cinta memang begitu menakjubkan.

William Shakespeare, sang penulis kisah cinta legendaris, Romeo and Juliet, kesulitan memahami paradoks cinta dan hanya bisa menyimpulkan, "Love is the most beautiful of dreams and the worst of nightmares.". Cinta itu buta, cinta itu tak masuk akal. Jangan samakan cinta dengan logika. Demikianlah kata para pujangga cinta. Ya, mungkin ada benarnya. Namun, anda salah jika berpendapat cinta adalah murni masalah perasaan semata.

Ketika Ilmuwan Bicara Cinta

Barangkali anda mengira para mahkluk cerdas yang berkutat dengan rumus-rumus di laboratorium pasti kebal dengan panah sang cupid. Seandainya anda tahu, topik cinta tidak hanya menjadi gosip dikalangan selebriti, tetapi juga menjungkirbalikkan dunia para ilmuwan jenius.

Kembali ke tahun 1894, lihat saja ilmuwan yang memfokuskan risetnya pada medan magnet ini. Sang malaikat cinta telah menemukan korbannya. Pierre Currie tidak lagi berkonsentrasi pada medan magnetnya ketika ia menemukan kutub magnetnya yang baru, Marie Sklodowska, ahli fisika wanita yang terbit bak mentari pagi dalam hidupnya. Karena kecintaannya pada Polandia, tanah airnya, butuh waktu yang lama bagi Marie untuk menjawab “Ya”.

Seorang Pierre tidak mengenal kata menyerah, bahkan dalam urusan asmara sekalipun. Ia mengejar pujaan hatinya itu dari Paris hingga Warsawa. Kisah ini berakhir happy ending, bukan hanya karena mereka menikah dan hidup bahagia selamanya seperti dongeng khas Hans Andersen. Namun, mereka telah menjadi pasangan ilmuwan paling kompak yang berhasil menemukan unsur baru radioaktif , plutonium dan radium. 

Gaya gravitasi tidak memegang peranan bagi orang-orang yang sedang jatuh cinta. Bagaimana mungkin anda dapat menjelaskan dalam ilmu kimia dan fisika tentang fenomena biologis yang penting, seperti cinta pertama?”, pertanyaan ini dilontarkan oleh sang maestro fisika, Albert Einstein.

Ia bahkan menemukan hubungan antara cinta dengan  teorinya yang terkenal ,” Letakkan tanganmu ditungku panas selama semenit, rasanya seperti satu jam, duduklah bersama dengan gadis pujaanmu selama satu jam, rasanya seperti semenit. Itulah makna relativitas”.

Kolaborasi Akbar Kimia Cinta

Para psikolog menyatakan, hanya butuh 90 detik hingga 4 menit untuk membuat anda menggandrungi seseorang. Helen Fisher dari Rutgers University membagi perjalanan sang cupid menjadi 3 tahap yaitu hasrat ( lust ), daya tarik (attraction) dan terikat (attachment). Nah, inilah wajah asli sang cupid menampakkan dirinya. Bukan mahkluk bersayap yang biasanya menghiasi kartu valentine. Namun, dibalik fenomena cinta, ada sekelompok senyawa yang bertanggung jawab meracik reaksi kimia untuk membuat anda “mabuk kepayang”.
Pada tahap awal, hormon testosteron pada pria dan estrogen pada wanita bekerja sama menggelar karpet merah untuk menyambut datangnya cinta setelah masa pubertas. Memasuki tahap daya tarik, muncullah adrenalin, dopamine dan serotonin yang membawa sensasi. Dan di babak terakhir, setelah pasangan tersebut menikah, hadirlah oksitosin dan vasopressin untuk membuat mereka lengket bak perangko hingga maut datang memisahkan.

Kronologis Perjalanan Cinta

Benarkah cinta hadir pada pandangan pertama?  Sekilas kelihatannya memang demikian, tetapi kurang tepat. Fakta ilmiah menunjukkan cinta datang lewat “hidung”. Awalnya, wanita mengeluarkan zat kimia feromon, yang dihasilkan selama masa ovulasi. Feromon ini akan “tercium” lewat hidung lawan jenisnya. Sebaliknya nada suara pria yang berat dan penuh percaya diri dapat menarik perhatian wanita karena mengandung kadar testosteron. 

Setelah feromon terdeteksi, adrenalin akan  memacu detak jantung anda. Kemudian dopamine akan bereaksi untuk memberikan perasaan bahagia yang tak terlukiskan. Bahkan, efek dari zat “ pleasure chemistry” ini, hampir setara dengan efek “fly” yang ditimbulkan oleh kokain sehingga energi tubuh meningkat, sulit tidur dan menginterupsi selera makan. 

Selanjutnya giliran serotonin yang membuat anda terobsesi untuk terus memikirkan sang pujaan hati. Dr.Donatella Marazziti, Psikiatri dari University of Pisa mengadakan survei terhadap sampel darah dari 20 pasangan yang sedang jatuh cinta. Ia menemukan kadar serotonin yang tinggi hingga hampir menyamai level terendah dari obsesi kompulsif. 

Akhirnya, setelah sebuah cincin melingkar di jari manis, zat oksitosin dan vasopressin akan bekerja keras untuk mempertahankan kesetiaan. Oksitosin juga memperkuat ikatan batin antara ibu dengan bayinya yang baru lahir dan merangsang reproduksi ASI. Prof.Dianne Witt dari New York melakukan eksperimen dengan menghentikan pasokan oksitosin alami pada tikus. Hewan pengerat itu langsung menunjukkan gejala menolak anaknya. Sebaliknya, ketika oksitoksin disuntikkan pada tikus betina yang belum bereproduksi, ia tiba-tiba menjadi protektif dan menyayangi anak-anak tikus yang lain. 

Mengapa Cinta Itu Buta

Menurut Ellen Berscheid, seorang psikolog cinta, dua orang yang baru jatuh cinta akan menganggap pasangannya sebagai sosok yang sempurna. Mereka akan melihat kelebihan sang kekasih dengan kaca pembesar dan mengabaikan kelemahannya. Tidak heran, inilah hasil kerjasama dopamine dan serotonin. Secara ilmiah, kebutaan adalah tahap alami untuk memasuki langkah selanjutnya, membuka gerbang bagi oksitosin untuk bekerja pasca hari pernikahan.  

When Love Goes Wrong

Dibalik dongeng tentang manisnya cinta, panah sang cupid ini dapat berbalik arah menjadi bumerang untuk membuat seseorang patah hati. Luka hati dan air mata sering datang dari cinta yang salah. Misalnya, menjalin hubungan dengan orang yang sudah menikah atau melibatkan orang ketiga dalam sebuah hubungan. Dari manakah datangnya cinta yang salah ini?

Para ilmuwan menyebutkan alkohol dan narkotika dapat mengacaukan aturan kerja para senyawa cinta. Selain itu, krisis emosional yang berkepanjangan atau bahkan pil KB dapat menjadi penyebab lainnya. Pria dan wanita yang melewati shock emosi bersama-sama pada kejadian kecelakaan pesawat atau ancaman kematian dapat mengira cinta tumbuh diantara mereka, walaupun sebenarnya tidak.

Kesimpulannya, dengan memahami bahwa jatuh cinta dapat dijelaskan secara ilmiah, anda dapat lebih bijak saat berhadapan langsung dengannya. Alangkah baiknya jika logika dan perasaan berjalan seimbang sehingga anda tidak salah melangkah ketika hendak mengambil keputusan yang terpenting dalam hidup.

http://en.wikipedia.org/wiki/Marie_Curie

Cinta Mampu Meredakan Rasa Sakit


orang frustasi

Dalam film romance seringkali dikisahkan bahwa seseorang yang patah hati dapat pulih kembali setelah menemukan cinta yang baru. Fakta ini ternyata didukung sepenuhnya oleh penelitian ilmiah. Cinta  sejati bukan hanya dapat memulihkan banyak luka, tetapi bahkan lebih efektif dari obat pereda rasa sakit seperti kokain. Begitulah hasil penelitian Sean Mackey dari Standford University dan Arthur Aron,PhD dari University of New York.
 
“ Kami memulai penelitian dengan  menguji bagian otak yang mengapresiasi rasa senang dan menyelidiki bagaimana bagian itu berpengaruh pada rasa sakit. Bagian ini merupakan bagian terdalam dalam sistem otak manusia yang melibatkan zat dopamin yang berpengaruh langsung untuk memberikan rasa nikmat pada manusia”, ujar Sean Mackey. 
Konsep ini tercetus beberapa tahun yang lalu ketika Arthur Aron, seorang ilmuwan yang meneliti psikologi cinta selama 30 tahun bertemu dengan Sean Mackey seorang ilmuwan yang meriset tentang rasa sakit.
 
“ Art berbicara tentang cinta”, Mackey bercerita, “ Sementara saya berbicara tentang rasa sakit. Dia menjelaskan tentang sistem di otak yang mempengaruhi rasa cinta, sementara saya menjelaskan bagian otak yang merespon rasa sakit. Tiba-tiba kami menyadari bukankah ini kedua sistem ini saling melengkapi? Kami mulai penasaran, apakah mungkin kedua bagian ini saling mempengaruhi satu sama lain?”

Setelah pertemuan tersebut, Mackey kembali ke Stanford dan bekerja sama dengan Jarred Younger, PhD yang juga tertarik pada topik yang sama. Mereka bertiga segera mengatur penelitian untuk memeriksa bagian otak para pasangan mahasiswa yang baru berpacaran tak lebih dari 9 bulan.   

“ Kami menyebarkan poster di sekeliling Stanford University dan dalam hitungan jam, para relawan mahasiswa mulai berdatangan”, lanjut Mackey. Poster tersebut menantang para pasangan yang mengaku sedang kasmaran untuk menjadi bagian dari penelitian. Setelah mendapatkan 15 orang mahasiwa yang terdiri dari 8 wanita dan 7 pria , para peneliti meminta mereka membawa foto kekasih hati masing-masing. Setelah itu, para ilmuwan menggunakan alat MRI untuk menscan bagian otak mereka. Sesekali stimulator panas yang dikendalikan komputer menyentuh tangan mereka sehingga menimbulkan rasa nyeri. Pada saat yang bersamaan, para ilmuwan menampilkan gambar-gambar untuk mereka lihat. Mereka juga beberapa kali diberi perintah untuk memikirkan sesuatu agar teralih dari rasa nyeri tersebut.

Hasilnya mencengangkan. Ternyata, setiap kali foto sang kekasih ditampilkan, bagian otak yang merespon rasa nyeri menjadi berkurang. Foto pujaan hati ini terbukti lebih efektif dari pada tugas atau gambar pengalih perhatian lainnya.

“ Bagian otak yang diaktivasi oleh perasaan cinta ternyata sama dengan bagian otak yang dipengaruhi oleh obat pereda rasa sakit”, ujar Arthur Aron, “ketika memikirkan seseorang yang anda cintai, ada aktivasi yang aktif pada bagian otak yang mengapresiasi rangsang dengan perasaan senang. Bagian ini merupakan bagian yang sama akan menyala bila  anda menggunakan kokain atau memenangkan lotere”.

Namun demikian, para ilmuwan tak bermaksud mengatakan bahwa kita dapat menggantikan obat pereda rasa sakit dengan cara berpacaran. Penelitian ini diharapkan untuk mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai prosedur apresiasi jaringan syaraf dan menghasilkan metode baru untuk mengatasi rasa sakit.

Penelitian menarik ini dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE.