Blogger Tricks

Thursday, April 24, 2014

Mengapa Sayap Pesawat Dilekukkan Saat Mendarat?

Mengapa Sayap Pesawat Dilekukkan Saat Mendarat?

Bagi yang mau naik pesawat dan duduk di jendela dekat sayap, perhatikan perubahan bentuk sayap saat pesawat akan mendarat. Saat cruising (gerak horizontal pada ketinggian maksimum) sayap direntangkan horizontal. Namun, saat persiapan pendaratan, bagian belakang sayap ditarik dan dibengkokkan ke bawah. Pembengkokkan ini diikuti dengan bunyi kiiii…..k.. Pebengkokkan ini sekaligus menghasilkan perlambatan pada gerak pesawat.

Apa guna pembengkokkan tersebut? Pertama adalah membelokkan aliran udara di bawah sayap (udara yang menabrak sisi bawah sayap). Pebelokkan tersebut menyebabkan momentum udara di bawah sayap berubah. Dari yang semula memiliki arah lurus ke belakang menjadi membelok ke bawah. Dengan demikian muncul perubahan momentum. Menurut hukum Newton II, perubahan momentum menghasilkan gaya yang arahnya sama dengan arah perubahan momentum.

Jadi, pembelokan udara di bawah sayap menghasilkan gaya pada sayap yang arahnya agak miring atas ke belakang. Gaya ini dapat diuraikan atas dua komponen: komponen vertikal ke atas dan komponen horisontal ke belakang. Komponen vertikal ke atas menghasilkan gaya angkat tambahan pada pesawat. Komponen horisontal ke belakang menghasilkan perlambatan pada pesawat.

Dengan adanya gaya ke atas akibat pembelokan udara tersebut maka pesawat dapat tetap terangkat meskipun kecepatannya sudah cukup rendah. Saat pendaratan, kecepatan pesawat sekitar 150 knot yang setara dengan 278 km/jam. Kalau sayap tidak dibengkokkan maka dengan kecepatan yang rendah tersebut pesawat akan mengalami penurunan ketinggian secara drastis karena gaya berat lebih besar daripada gaya angkat. Saat cruising sendiri, kecepatan pesawat dapat mencapai 900 km/jam

Mengapa Sayap Pesawat Dilekukkan Saat Mendarat? Abeng Yogta

0 comments:

Post a Comment