Blogger Tricks

Tuesday, May 20, 2014

TV Plasma



Sudah dijelaskan tentang prinsip kerja layar LCD dan LED secara sederhana. Saat ini salah satu TV yang cukup banyak digunakan adalah TV plasma.

Prinsip kerja layar plasma mirip dengan lampu hemat energi. Penghasil warna adalah material phosfor yang disinari ultraviolet. Pada lampu hemat energi material phosfor yang memancarkan warna merah, hijau, dan biru sudah dicapur dalam komposisi yang tepat dan ditempelkan (di-coating) di sisi dalam kaca lampu. Ultraviolet dihasilkan oleh air raksa yang dimasukkan ke dalam kaca lampu.

Layar plasma terdiri dari deretan lampu phosfor yang memancarkan warna merah, hijau, atau biru. Ukurannya sangat kecil. Satu lampu memancarkan satu warna saja. Sati pixel dinyatakan oleh tiga lampu berdekatan. Jadi warna suatu pixel merupakan kombinasi warna tiga lampu dengan intensitas yang sesuai. Sinar ultraviolet untuk memendarkan lampu bukan dari air raksa, melainkan dari plasma yang dibangkitkan dalam lampu.

Plasma adalah campuran partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang bergerak bebas satu sama lain (tidak terikat seperti atom). Contoh plasma adalah atom-atom yang terionisasi pada suhu yang sangat tinggi. Pada suhu yang sangat tinggi, elektron lepas dari ion sehingga bergerak bebas. Namun demikian, muatan total plasma netral. Materi penyusun bintang-bintang adalah plasma. Pada suhu yang sangat tinggi (jutaan Kelvin) semua electron lepas dari inti sehingga elektron dan inti bergerak saling bebas tanpa kemampuan untuk saling berikatan.

Dalam TV plasma, plasma dibangkitkan dengan memberi medan listrik yang sangat besar pada atom gas yang diisi ke dalam lampu. Medan listrik tersebut melepas elektron terluar dari atom gas. Tumbukan antar ion yang dipercepat oleh medan litrik menghasilkan pendaran ultraviolet. Ultraviolet yang dihasilkan menumbuk partikel phosfor sehingga dihasilkan warna merah, hijau, atau biru.

Dari semua yang diuraikan di atas, terlihat betapa penting kemampuan membuat material phosfor. Bahan utama material ini adalah logam tanah jarang (rare earth metal). Kita sebenarnya memiliki banyak logam tanah jarang, tetapi diobral secara "bodoh" ke asing. "Sampah" dari hasil pengolahan emas, tembaga, bauksit, timah mengandung logam tanah jarang dalam jumlah yang signifikan. Itulah mengapa banyak perusahaan tambang asing kurang berminat mengolah tambang dalam negeri, karena kalau mereka mengolah di negara mereka, maka produk samping yang umumnya logam tanah jarang akan ikut diambil. Harga logam tanah jarang bisa puluhan kali harga emas.



0 comments:

Post a Comment