Memasak, Membuat Otak Manusia Semakin Pintar 
Siapa suka menonton tayangan kuliner atau masak-memasak seperti Master Chef? Hidangan yang terekam dalam televisi tampak begitu menggiurkan. Tak jarang kita jadi tergiur untuk mencicipinya.
 Ternyata
 proses masak memasak tak hanya berguna untuk mengenyangkan perut 
semata. Sebab, proses ini juga membantu tubuh untuk menumbuhkembangkan 
otak. Ya, andai saja dahulu hingga sekarang kita masih mengonsumsi sayur
 atau daging secara mentah, alhasil otak kita tak akan bisa menjadi 
sebesar sekarang. Malah mungkin, wujudnya tak berbeda dengan otak yang 
dimiliki gorila.
 Otak, Alat Pikir yang Haus Energi
 Ya,
 ternyata bentuk badan gorila yang jauh lebih besar ketimbang manusia 
tidak berbanding lurus dengan besar otak yang dimilikinya. Otaknya tak 
sebesar yang dimiliki kita. Mengapa demikian?
 Profesor
 Suzana Herculano-Houzel dan Karina Fonseca-Azevedo dari Institute of 
Biomedical Sciences Federal University of Rio de Janeiro mencoba 
mengungkap alasan di baliknya. Menurut mereka, manusia memiliki strategi
 untuk memenuhi kebutuhan energi dalam tubuhnya tak seperti primata 
lain.
 Otak
 merupakan bagian tubuh yang paling mudah ‘lapar’. Sebanyak 86 neuron di
 dalamnya selalu berteriak minta asupan bahan bakar berupa energi. 
Sayang, makanan mentah harus dicerna tubuh dengan sangat lambat. Butuh 
waktu makan 9 jam atau lebih sehari untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 
 Padahal
 energi juga dibutuhkan tubuh untuk berkembang. Alhasil, seperti yang 
terjadi pada primata besar, energi yang mereka dapatkan dari makanan 
mentah hanya sedikit yang tersalurkan pada otak. Sebagian besar lainnya 
digunakan tubuh untuk mendukung aktivitas harian.
 Beruntunglah
 nenek moyang kita kemudian menemukan proses mematangkan makanan atau 
memasak. Cara ini diketahui bisa meningkatkan kalori yang terkandung di 
dalam makanan secara drastis. Itulah mengapa walau kita makan dengan 
porsi dan waktu yang lebih sedikit dari gorila, otak kita lebih besar.
 Energi
 yang ada bisa dimaksimalkan oleh tubuh untuk berakivitas. Sisanya 
diserap otak untuk berkembang. Ukuran otak yang besar kemudian menurut 
Herculano Houzel menjadi aset untuk manusia. Kemampuan kognitif, 
fleksibilitas, dan kompleksitas cara berpikir pun bertambah luas.  Tak 
heran, hingga saat ini manusia jauh lebih cerdas dibanding spesies yang 
ada di Bumi ini. 
 Penelitian
 ini dimuat dalam jurnal Proceedings of the Natural Academy of Sciences 
of the USA. Siapa sangka hal yang kelihatannya sepele seperti memasak 
ternyata bisa jadi kunci berkembangnya peradaban hidup manusia.  
 http://www.guardian.co.uk/science/2012/oct/22/cooking-supports-increased-human-brain-power







0 comments:
Post a Comment