Mengapa Sayap Pesawat Dilekukkan Saat Mendarat?
Bagi yang mau naik pesawat dan duduk di jendela dekat sayap, perhatikan
perubahan bentuk sayap saat pesawat akan mendarat. Saat cruising (gerak
horizontal pada ketinggian maksimum) sayap direntangkan horizontal.
Namun, saat persiapan pendaratan, bagian belakang sayap ditarik dan
dibengkokkan ke bawah. Pembengkokkan ini diikuti dengan bunyi kiiii…..k.. Pebengkokkan ini sekaligus menghasilkan perlambatan pada gerak pesawat.
Apa guna pembengkokkan tersebut? Pertama adalah membelokkan aliran
udara di bawah sayap (udara yang menabrak sisi bawah sayap). Pebelokkan
tersebut menyebabkan momentum udara di bawah sayap berubah. Dari yang
semula memiliki arah lurus ke belakang menjadi membelok ke bawah. Dengan
demikian muncul perubahan momentum. Menurut hukum Newton II, perubahan
momentum menghasilkan gaya yang arahnya sama dengan arah perubahan
momentum.
Jadi, pembelokan udara di bawah sayap menghasilkan
gaya pada sayap yang arahnya agak miring atas ke belakang. Gaya ini
dapat diuraikan atas dua komponen: komponen vertikal ke atas dan
komponen horisontal ke belakang. Komponen vertikal ke atas menghasilkan
gaya angkat tambahan pada pesawat. Komponen horisontal ke belakang
menghasilkan perlambatan pada pesawat.
Dengan adanya gaya ke
atas akibat pembelokan udara tersebut maka pesawat dapat tetap terangkat
meskipun kecepatannya sudah cukup rendah. Saat pendaratan, kecepatan
pesawat sekitar 150 knot yang setara dengan 278 km/jam. Kalau sayap
tidak dibengkokkan maka dengan kecepatan yang rendah tersebut pesawat
akan mengalami penurunan ketinggian secara drastis karena gaya berat
lebih besar daripada gaya angkat. Saat cruising sendiri, kecepatan
pesawat dapat mencapai 900 km/jam
Thursday, April 24, 2014
Mengapa Sayap Pesawat Dilekukkan Saat Mendarat?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment